Ketika Teluk Wondama Berbenah
Pasca banjir bandang Senin 4
Oktober 2010 yang melanda Wasior Teluk Wondama Papua Barat terus berbenah.
Termasuk membenahi infrastruktur. Teluk Wondama bersiap kembali menyongsong
masa depan pembangunan.
Banjir
bandang itu datang yang disertai batu-batu besar, pohon-pohon besar yang
terhempas serta lumpur dalam jutaan meter kubik dari bukit melalui empat aliran
sungai telah meluluh- lantahkan pemukiman warga serta bangunan yang
dilewatinya. Munurut data yang ada, tercatat korban meninggal lebih dari 173
orang, sekitar 118 orang dinyatakan hilang, 3.374 orang menderita luka ringan
dan 141 orang luka berat. Ada beberapa lokasi kampung yang tercatat memiliki
korban dan kerugian terparah, yaitu kampung Rado, kampung Sandue, kota Wasior,
Pasar Pagi, kampung Mie, Kampung Manggurae, kampung Wondiboy dan kampung Isei.
Saat
saya menyambangi kabupaten Teluk Wondama Provinsi Papua Barat baru-baru ini,
tepatnya Jumat (8/02/2013), salah
seorang warga, Pendi (56) menuturkan ketika banjir itu datang tiba-tiba di pagi
hari bagai deru pesawat terbang yang tinggi rendah. Air bah itu kemudian
menghancurkan rumahnya. Puji Tuhan, ia dan keluarganya selamat. Ia berhasil mengungsikan keluarganya ke
Manokwari sehari sebelum banjir bandang datang. Ia mendapat virasat buruk
karena berhari-hari hujan terus mengguyur tanah Teluk Wondama tempat mula-mula
“peradaban orang Papua”.
Memasuki
tahun ketiga sejak banjir bandang yang melumpuhkan sendi-sendi sosial dan perekonomian warga Teluk Wondama, secercah
harapan warga muncul. Meskipun trauma
psikologis akibat bencana itu tak bisa lekang dari ingatan, nampaknya geliat
warga kembali menjalani rutinitas pekerjaan sehari-hari. Masjid dan gereja
kembali didirikan seiring percepatan pembangunan di Teluk Wondama.
Kabupaten
Teluk Wondama yang pusat keramaiannya di kota Wasior mencakup 7 Distrik, yaitu Distrik
Wasior, Distrik Wasior Utara, Distrik Wasior Selatan, Distrik Wasior Barat,
Distrik Windesi, Distrik Wamesa, dan Distrik Rumberpon. Ibukota kabupaten yaitu
Rasiei, berada dalam wilayah Distrik Wasior. Seluruhnya terdapat 56 kampung di
kabupaten Teluk Wondama yang tersebar di ketujuh distrik. Berdasarkan klasifikasi
tingkat perkembangan kampung atau desa, ke 56 kampung tersebut seluruhnya
termasuk dalam kategori Kampung Swadaya.
Kota
Wasior itu sendiri merupakan pusat keramaian kabupaten Teluk Wondama yang
terletak di sekitar leher sebelah atas pulau kepala burung Papua.
Menuju Kabupaten Teluk Wondama hanya bisa ditempuh melalui jalur laut dari
Manokwari dan melalui penerbangan perintis. Melalui jalur laut diantaranya ada
transportasi kapal Pelni KM. Nggapulu.
Kapal berkapasitas 2130 penumpang itu merupakan kapal yang selanjutnya akan
berlayar sampai Jayapura. Teluk Wondama ini
memiliki dua pelabuhan laut, yaitu di Wasior dan di Windesi. Melalui jalur udara, penerbangan perintis
yang hanya dilakukan 1-2 kali
penerbangan perminggu.
Untuk
transportasi darat panjang jalan di Kabupaten Teluk Wondama sekitar 402,8 Km,
terdiri dari jalan kabupaten 41,8 Km, jalan provinsi 59,3 Km, dan jalan
nasional 341,7 Km. Infrastruktur jalan itu terus dikembangkan seiring laju
pembangunan. Jalan trans Wasior -Windesi - Manokwari juga tengah dalam tahap
pengerjaan. Panjang ruas yang telah dikerjakan kurang lebih 135 Km dan
diarahkan melalui kawasan permukiman dan wilayah potensial. Selain itu juga
direncanakan peningkatan ruas jalan Wasior - Tandia (wilayah selatan) dan
Wasior - Wasior Utara (wilayah utara). Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama
tengah mematangkan perencanaan pembangunan jaringan jalan Windesi - Nabire,
Fak-Fak, dan Kaimana karena akan menghubungkan daerah-daerah potensial.# Lukman Ajis Salendra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Siapa pun boleh mengomentari karya-karya saya. Terima kasih.