Sabtu, 08 September 2007

sajak

Sajak-sajak Lukman Asya
rubaiyat guru.1

guru, ajarkan aku menangis
seperti sungai panjang tak henti-henti sembahyang
sampai di lautnya, sampai segala gemuruh
adalah pesona dari yang paling ibu

(2007)

rubaiyat guru.2

jika sekiranya aku ini murid yang durjana lagi celaka
biarkan hidup kemewahan menjadi sombong bagi tubuhku
aku akan belajar sengsara kepadamu menimbang-nimbang kekalahan
sampai tubuhku jadi kelelawar: mencari buah-buah keberuntungan

(2007)

rubaiyat guru.3

kapan pun musim dan cuaca tiba di rambutku
akan kusebut sebagai sahabatku
yang menerima pelajaran daimu yang hakekat cinta
dan aku kini terbenam dalam iramanya paling guindam

(2007)

rubaiyat guu.4

aku tak sanggup menakar ilmu daimu
sebab aku tahu kadar nilainya
aku setetes saja di lautmu
sampai badai berlalu. dan aku dikutuk rindu ingin kembali padamu

(2007)

rubaiyat guru.5

camkanlah apabila kekasih hianat
biarkan janjinya menjadi bintang di langit
dan kau akan butuhkan cahayanya
di saat-saat malam sendiri tanpa guru yang pasti

(2007)

rubaiyat guru.6

aku telah belajar dari kesalehannya
saat ia mengajariku hukum matahari
ia tak menganjurkanku tuk menolak segala terik
ia mengajak terus berdansa dalam susah dan bahagia

(2007)

rubaiyat guru.7

sampailah ia mengajariku ilmu pamungkas
ia membuka kitab epan jiwaku
ia memanangku ari kaki ke ubun-ubun
masuklah ke alam irimu di sana aa cahaya sunyi terus menari nyeri

(2007)

masturbasi.1

bukalah pintu
apabila selesai
pergilah
ke dalam dirimu sendiri

di puncak cahaya
tak ada kepuasaan
yang benar-benar memagutmu

(2007)

masturbasi.2

badan selalu meminta
kau biarkan darahmu
sendiri merasuk
kemudian gemetar
di puncak dua sukma
si nyata dan si imaji
kemudian kau kata-kata
tak pernah menyerah
selalu ingin mengunjungi
sajak-sajak yang memabukkan
tanganmu asyik terlena
menerjemahkan panggang dagingmu
ke cawan cupang-Nya

(2007)

masturbasi.3

bagaimana kau akan menjelaskan ini kepada anakmu kelak
nama-nama tinggal kekosongan
di puncak hasrat, cuma dinding sebuah gang
penuh coretan
sang berahi memandangmu dan tersenyum
lagi-kah kau akan menaiki bukit gelagakku
sementara tanganmu telah sampai di sajak yang lain

(2007)

masturbasi.4

ke mana kupu-kupu yang tadi
hanyut di darahku
sementara taman yang kubayangkan
sepenuh imaji
mencatat puisi-puisiku yang tumpah
dan dun gugur
dan angin membawaku ke jendela lain
sekedar menengokmu yang selesai di ranjang
mencapai puncak kata-kata mantra

(2007)

masturbasi.5

ingatan pun
adalah pohon tumbuh
cabang-cabangnya bergesekan
seperti lagu angin
keinginan yang tiba-tiba hilang
tubuhku mungkin bugang
kembali ke akar
menjalar ke liang imajimu

(2007)

masturbasi.6

masturbasi adalah kesendirian yang celaka
seperti lagu ditinggal pendengar
ia lantas asyik mengetuk-ngetuk pintu
sampai kemudian angin datang tanpa kutang
aduh, kawanku yang malang
kemarilah. lupakan si joko yang homoseks itu
aku kini telanjang

dan masturbasi pun tak berpaling
memuntah-muntahkan sajaknya
harapannya mengambang di cakrawala

(2007)

masturbasi.7

usai kau bertandang di tubuhku
aku menyerah ke dalam kantuk
biar mimpi yang kejam mengutukku
dan hidupku antara batas hayal dan sunyi

(2007)

masturbasi.8

bagai agu dari tirai bambu
tak kupahami
tapi iramanya mengalun di jantungku
seperti nafasmu meninabobokan sukmaku

(2007)

masturbasi.9

bojes yang baik,
sajak tak seamanya
menghibur tubuhku
lantas kau mau apa?
terus menuis hingga puncak
mabuk
atau kembai bertanya:
mengapa hidup selalu
bertahan dalam imaji luka sendiri
seperti ibu di sungai waktu

(2007)

sajak agustusan.1

seseorang menancapkan tiang di tubuhku
dan esok paginya ia pasang bendera
di tiang yang telah jadi milikku

diam-diam ia menghormati tubuhku
dan kemudian berbaur ke dalam kesunyian daun-daun
daun-daun mengenang para pahlawan
yang telah tiba lebih dahulu di tanah

sementara seorang ibu masih mengenang airmata anaknya
yang malang, ketika tiang, ketika jasad
sekedar catatan
aku belum merdeka dari sedihmu!

(2007)

sajak agustusan.2

kepada siapa bendera-bendera itu dikibarkan
sedang tanganku masih terikat
luka di dadaku darah di tubuhmu
mengapa bangsa ini
mengapa sajak ini
menyisakan petaka bencana
apakah kutukan?
apakah nasib hidup merdeka?
apakah keserakahan?apakah kekuasaan
bendera itu melambaikan tangannya
ke arahku yang tinggal jasad

(2007)

sajak agustusan.3

mata agustus yang kecewa
tangan kemerdekaan yang menderita
cuaca memandangku
akh, aku masih rindu
cintamu tumbuh di dadaku
seperti kanak-kanak meniup bulan
harapan. Dan udara selalu berkata:
itu balon siapa yang masih menggantung
ibukah yang merayakan tubuhnya
jadi menggelembung?

(2007)

sajak agustusan.4

angin dan kita sama merdeka
dalam ingin tetap cinta
dalam mengembara
di tanah pusaka ini

(2007)

sajak agustusan.5

sejak kapan engkau diam?
sejak kemerdekaan itu musnah dari mimpiku
dan malam begitu aku tak bisa melagukanmu
dalam syair bahagia

kau adalah kibaran bendera
antara aku yang mengharap dan kau yang sekejap

(2007)


tempat sajak.1

di manakah tempat sajak
tempat yang mengekalkan tanganmu menanam
sajak yang mengekalkan aku mengenang
mungkin di air sungai. sajak bagai ikan-ikan
dan ketika sungai kering ikan-ikan pada mati
mungkin di dlam rak-rak waktu
sajak bagai cinta bagai angin. cepat-cepat berlalu
ke balik ragu
apakah ini waktu pagi atau sore hari? tanyamu
mungkin di saku hidupku
sambil memamah ketabahan dan candu
di manakah tempatmu menyimpan sajak
di hatiku tak mungkin ruas-ruas larik
jadi jarak memanjakan umur

di manakah tempat sajak
di layung itu yang menyimpan seribu koran
kotoran jadi berita. rindu jadi asap dan debu
aku tak tahu. cuma kudapati kau jadi bugang
dalam sajakku. kau tak ada lagi cintaku

(2007)

tempat sajak.2

di mana tempat sajak
yang menyatkuan namaku dalam cintamu
di teratak ibu aku ragu
di hatimu aku kerap ambigu
aku ingin menyimpan sajak
di ruas-ruas waktu
di jarak malam sampai ke selatan katamu
di 12 km jam ke kampungmu

apa aku taburkan saja sajak
dikeramasi lalu dibakar jadi debu
dingabenkan di ubun-ubunmu
jadi tanda: duka telah fana
tubuh sajak tinggal sajak
makna rangka: sesuatu menguap
seperti musik yang lindap
hendak mencuri abu-Nya

di manakah tempat sajak
tempat yang menjadikan cintaku mabuk padamu
sajak yang membuatmu kekal sekedar bayang
lalu sesuatu menggenang sebelum hilang
sajak itu tinggal di buku-buku kumal
tak tersentuh. Terkutuk namamu

(2007)

tempat sajak.3

untuk apa tempat sajak
di shalatku sajak waktu murung
berlayar bagai doa ke mana arah menyergap-Nya
sedang hidup sakit hati dan dendam
kecewa, bayang dan syukur cuma laut, debur dan karang
apa sajak?
apa tempat?
apa menjadi?
apa untuk apa ada?
sajak cuma kerak
kelak memadamkan api neraka
membunuh sorga di atas dahak para santo
mari mencari tempat sajak di kamar nabi
kalau begitu. lalu kunci. jangan sampai jadi lantas sunyi
sajak nyawa dibayar nyawa
sajak cinta dibayar bisa
mari mabuk sajak
tanpa berpijak. kaki mengangkang 12 km dari umi
siap-siap terbakar matahari
sembahyang dalam lamunan panjang
sekeras doa selembut dosa

(2007)

tempat sajak.4

simpan saja di samak dulu kau lahir
biarkan menangis
mata indah dunia masih terpejam
sajak jadi bias dari cahaya yang tumbuh
di selatan
antara barat dan timur
antara yahudi dan islam yang terus ngakak
menyatukan suara
sajak jadi makna
buat segala
yang rudin-rudin dibangunkan harapnya
menulis, melukis langit yang keramat
tempat meruntuk, mengutuk
tengadah mengumpat tuhan yang maha mewah

simpan saja sajak di matamu
di sepimu
anak-anak akan menziarahinya
sampai musyrik
sampai segalanya makbul
hidup jadi sungguh
segala makna
terangkum cahaya
berujar menjalar dalam milyar batu-batu
menunggu tiba sajak membawamu ke sorga

(2007)

kenduri waktu

sang waktu berjalan membawaku
memanggul tubuhku
merayakan darahku

ada para semut mengiringi jenazahku
mengikuti bangkai sunyi
menyalami keasingan-keasinganku

aku hidup tapi sebenarnya aku tak hidup
aku menderita tapi sebenarnya aku tak menderita
di bawah langit sang waktu mencandai tubuhku yang debu
ada-ku yang ragu. hari depanku yang ambigu

sang waktu yang perkasa mentertawakan mayatku
di antara mayat-mayat yang merana
para kupu di sebuah taman, menyaksikan
tahlilan: untuk keberangkatanku
di ruang samadi sambil melupakan nyeri

sang waktu telah mengajariku
ruh ini melampaui tubuhku sendiri:
sajak ini antara dahan yang hidup dan dahan yang mati
sebelum daun-daun digugurkan memperkarakan
tanah tempatku kembali
aku bertobat dalam cintamu sebelum raga ini benar-benar remuk

dan cacing-cacing pesta pora di lahatku
aku kembalikan darah ini padamu
seperti sembahyang ini
ketakutan ini

(2007)

kenangan dua tubuh

dekatkan lagi tubuhmu
di alir darahku
biar kita ingat
segala yang pernah dekat
juga likat dustamu
dekatkan lagi matamu yang kudus
sebelum ragaku mampus
ditelan samagaha
agar purna tatapanmu
membunuh raga malamku

aku kenang tubuhmu
mungkin kau tenang tubuhku
sat hujan di luar
menyambar waktu-waktu mawar
sebuah teras tinggal basah
menjelang subuh
kita basuh kemaluan kita dengan darah

(2007)

segala kematangan yang jadi ombak

jati diri sejati antara bulan montok
dan berlari pasang
ditarik waktu-waktu silam
kita adalah dua pantai yang telah capai
menggerutu dalam musim-musim penuh garam
kerinduan
kita berpandangan saja semestanya
mengingat sakit sekarat karang-karang
ganggang-ganggang

segala kematangan adalah kedewasaan usia
sampai usia laut renta memamah camar maut
dan bangkai perahu tubuh kita

“Lemparkan saja ruhku tuhan! ke angkasa raya”
biar jadi hantu, lebih gentayangan dari sekedar nama,
nama yang tak pernah minta diabadikan: cintamu

dan aku kini debu antara waktu gerhana dan angin
wajah bumi begitu busuk dan purba
oi siapa menanam kecelakaan di sini?
aku tak ragu-ragu menyebutmu si urat dosa

(2007)

kembali aku menulis sajak

kembali aku mengukir jejak
tanganku menjadi doa bagi kemuliaanmu
lidahku menjadi sunyi bagi segala perintahmu
mataku menjadi lagu bagi musik semestamu
kakiku ingin semakin dekat ke pura-mu
di mana aku sujud darah
menyerah sebisa-bisanya
tuhan, aku telah kembali
dari keriangan di musim tangis cahayamu!

(2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Siapa pun boleh mengomentari karya-karya saya. Terima kasih.